Kunjungan TP PKK Desa Gintung ke Desa Pengrajin Keset dari Kain Perca

Di Desa Gintung sebagian warganya menekuni bisnis konveksi rumahan. Baik sebagai penjahit (pegawai) maupun pelaku wirausaha konveksi rumahan. Bahkan sekarang telah dibuka konveksi dengan jumlah pegawai pabrikan kecil di Desa Gintung. Namun demikian Desa Gintung masih dikatakan jauh dari sebutan sebagai Desa Sentra Konveksi.

Seperti yang kita ketahui, industri ini menghasilkan limbah yang diantaranya adalah kain perca, yakni sisa-sisa potongan kain yang tidak terpakai lagi. Jika tidak diolah kembali limbah ini dapat mengganggu lingkungan sekitar. Maka munculah inisiatif dari para kader desa khususnya Tim Penggerak PKK untuk mempelajari pengolahan limbah kain perca menjadi suatu produk yang memiliki nilai ekonomis. Selain menjaga kebersihan lingkungan juga memberikan penghasilan bagi warga.

Terarahlah pandangan mata para kader Desa Gintung kepada desa yang telah cukup terkenal sebagai pengrajin keset dari kain perca. Desa tersebut tidak lain adalah Desa Wonoyoso di Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang. Hasil produksi kesetnya telah tersebar di kota-kota di Jawa Tengah bahkan telah menembus pasaran luar pulau seperti Bali, Sumatera, dan Kalimantan. Produksi keset tersebut dilakukan secara rumahan dan umumnya dikerjakan oleh ibu-ibu rumah tangga yang diasuh oleh Kopwan (Koperasi Wanita) Melati. Bahan baku kain percanya sendiri diambil dari limbah industri garmen di wilayah Ungaran. Dengan bantuan dari pihak luar, motif dan jenis keset yang dihasilkan pun sekarang menjadi lebih beragam, cantik, dan memenuhi selera konsumen.

Dari kunjungan dan studi ini diharapkan para kader Desa Gintung dapat membawa kemajuan yang telah dicapai oleh Desa Wonoyoso ke Desa Gintung. Mulai menganalisis dan membuat inovasi agar olahan limbah kain perca ini bisa menjadi lahan usaha yang menjanjikan bagi warga Desa Gintung. Analisis bisnis dan diferensiasi produk adalah dua kata kunci kesuksesan merintis bisnis olahan limbah kain perca di Desa Gintung.